Lele Sangkuriang
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang dinegara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Ikan lele juga merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversation Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Bpk Nasruddin, Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”.
Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun 2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002-2004). Hasil perekayansaan ini (lele sangkuriang) memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat. Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp) mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004.
Hingga saat ini Lele Sangkuriang menjadi varietes unggul yang dapat melebihi kualitas Lele Dumbo, dengan perkembangannya yang lebih cepat serta kualitas daging yang lebih baik dari dumbo.
Sumber : Cahaya Kita Lele Sangkuriang
Tags:
Serba Serbi
Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang
Nasrudin, Bapak Lele Sangkuriang
Senin, 21 Desember 2009 | 10:19 WIB
KOMPAS/FX PUNIMAN
TERKAIT:
FX Puniman
KOMPAS.com - Kecebong, anak kodok, muncul di kolam, membuat Nasrudin gembira karena dia mengira kecebong itu anak ikan lele. Kegembiraannya itu sirna dan dia tersipu malu ketika diberi tahu bahwa yang dikira anak ikan lele itu adalah kecebong. Kodok betina yang masuk ke kolam tanpa diketahui, bertelur dan menetas bersama dua indukan ikan lele betina dan seekor jantan.
Itu pengalaman pertama Nasrudin (61) sejak delapan tahun lalu saat belajar beternak ikan lele.
”Kecebong disangka anak lele. Ngerakeun pisan (sangat memalukan),” kata Nasrudin, menuturkan awal usahanya menjadi peternak ikan lele delapan tahun lalu, di Saung Pertemuan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Jaya Sentosa, awal November lalu. Saung itu berdiri di tepi puluhan kolam ikan lele yang terbuat dari terpal dan tembok di lahan seluas 12.000 meter persegi di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kini, dia tak lagi dipermalukan atas ketidaktahuannya. Nasrudin sudah tersohor berkat lele sangkuriang yang mulai dikembangbiakkan pada 2001. Dia mengawali usaha beternak lele dengan benih sekitar 100.000 lele sangkuriang yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Nama sangkuriang yang diberikan itu memang diambil dari legenda Tanah Pasundan untuk menandakan lokasi asal pembiakan lele jenis tersebut.
Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985.
Petugas penyuluh pertanian dan perikanan setempat memberikan bimbingan beternak ikan secara benar. Berkat ketekunannya, Nasrudin berhasil mengembangkan ikan lele sangkuriang.
Dia kini sudah menjadi ”pendekar lele”, bukan saja mahir dalam membesarkan lele dengan jurus-jurus yang jitu, tetapi juga mampu mengobati lele yang diserang penyakit, seperti radang kulit, dengan obat herbal ramuannya sendiri. Obat ini diberikan cuma-cuma kepada yang memerlukan.
”Letkol”
Sejak 2005, dia menjadi pelatih bagi kelompok dari sejumlah daerah, termasuk sejumlah karyawan perusahaan swasta dan pemerintah menjelang pensiun yang ingin beternak lele. Namanya pun sohor menjadi ”Nasrudin Lele” dari Desa Gadog. Bahkan, kalangan pembudidaya lele dan warga setempat menjuluki Nasrudin dengan sebutan Bapak Letkol—akronim dari Lele Kolam yang dipelesetkan menjadi Letkol—sehingga dia kemudian disebut ”Letkol” Nasrudin.
Petani lele sangkuriang dari Desa Gadog ini kini lebih jauh berangan-angan membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dengan memelihara lele. ”Budidaya lele tidak terlalu sulit, teknologinya juga mudah dan tiga bulan sudah bisa dipanen. Masyarakat kecil bisa membudidayakan lele di halaman rumahnya. Cukup dengan lahan minim, hanya dengan luas 1 meter x 1 meter, serta modal Rp 75.000 untuk bibit dan pakan, sudah bisa beternak lele skala kecil,” kata Nasrudin.
Dia tak segan-segan membagi pengetahuan memelihara lele secara benar kepada mereka yang ingin membudidayakan lele. Dia juga siap membantu mereka yang datang menimba ilmu di P4S Gadog tanpa dipungut biaya.
Sejumlah petugas penyuluh pertanian dan perikanan serta pakar perikanan pun mendukung kegiatan Nasrudin membudidayakan lele sangkuriang dan melakukan pelatihan. Dukungan ini membuat Nasrudin bersemangat dan bertambah yakin akan angan-angannya untuk menjadikan Desa Gadog sebagai sentra budidaya lele sangkuriang.
Bahkan, 7 September lalu, Nasrudin diangkat menjadi Ketua Gabungan Kelompok (Gapok) Budidaya Ikan Lele Sangkuriang ”Cahaya Kita” untuk wilayah tengah Provinsi Jabar dengan pusat aktivitas di wilayah Kabupaten/Kota Bogor.
1,5 juta benih
Nasrudin yang puluhan tahun sebagai petani padi dan kemudian beralih menjadi pembudidaya lele ini, bersama kelompok pembenih lele sangkuriang yang tergabung dalam Gapok Cahaya Kita, ingin memproduksi sekitar 1,5 juta benih lele sangkuriang setiap bulan untuk memasok anggota kelompok budidaya lele sangkuriang yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang.
Dengan produksi benih sebanyak itu, kelompok budidaya/pembesar ikan lele sangkuriang diharapkan mampu memenuhi sebagian kebutuhan lele di wilayah Jakarta. Adapun kebutuhan lele di wilayah Jabotabek diperkirakan sekitar 75 ton sehari. Pemasoknya bukan saja berasal dari petani lele Jabar, tetapi juga dari Jawa Tengah.
”Saat ini boro-boro memasok ke Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Kota/Kabupaten Bogor saja kekurangan. Kami peternak lele sangkuriang di daerah Gadog dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, baru mampu memproduksi sekitar 3 ton per hari dari kebutuhan sekitar 10 ton,” kata ”Letkol” Nasarudin. Dari kolamnya sendiri, Nasrudin baru mampu memasok sekitar 2 ton per minggu kepada pelanggannya. Lele sangkuriang dijual Rp 10.500-Rp 11.000 per kilogram.
Masa depan budidaya lele cukup cerah. Apalagi, menurut Muhamad Abduh Nur Hidayat, anggota staf Ditjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, ikan lele akan dijadikan komoditas ketahanan pangan. Konsepnya kini sedang disiapkan. Ikan lele saat ini sudah digemari oleh kalangan bawah sampai atas. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat mempromosikannya dengan menikmati ikan lele di kampung lele Boyolali, Jateng, tahun 2007.
Andil pedagang tenda pecel lele di Jabotabek dan daerah lainnya cukup besar dalam meningkatkan produksi ikan lele. ”Sekarang lele juga dijual di restoran, bahkan sampai ke daerah Kalimantan Barat yang dulu tak suka ikan lele,” kata Muhamad Abduh Nur Hidayat, penasihat Gapok Cahaya Kita.
Lele sangkuriang yang dirilis sebagai varietas unggul oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri pada 2004 ini lebih cepat dipanen dibandingkan jenis ikan lainnya dan tahan penyakit. Ukurannya lebih besar dibandingkan lele jenis lain. Dua bulan sudah bisa dipanen. Rasa dagingnya juga lebih gurih dibandingkan lele jenis lain. ”Karena itu, tak heran kalau lele sangkuriang disukai konsumen,” kata ”Letkol” Nasrudin.
Diambil dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/12/21/10190715/Nasrudin..Bapak.Lele.Sangkuriang
Senin, 21 Desember 2009 | 10:19 WIB
KOMPAS/FX PUNIMAN
TERKAIT:
FX Puniman
KOMPAS.com - Kecebong, anak kodok, muncul di kolam, membuat Nasrudin gembira karena dia mengira kecebong itu anak ikan lele. Kegembiraannya itu sirna dan dia tersipu malu ketika diberi tahu bahwa yang dikira anak ikan lele itu adalah kecebong. Kodok betina yang masuk ke kolam tanpa diketahui, bertelur dan menetas bersama dua indukan ikan lele betina dan seekor jantan.
Itu pengalaman pertama Nasrudin (61) sejak delapan tahun lalu saat belajar beternak ikan lele.
”Kecebong disangka anak lele. Ngerakeun pisan (sangat memalukan),” kata Nasrudin, menuturkan awal usahanya menjadi peternak ikan lele delapan tahun lalu, di Saung Pertemuan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Jaya Sentosa, awal November lalu. Saung itu berdiri di tepi puluhan kolam ikan lele yang terbuat dari terpal dan tembok di lahan seluas 12.000 meter persegi di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kini, dia tak lagi dipermalukan atas ketidaktahuannya. Nasrudin sudah tersohor berkat lele sangkuriang yang mulai dikembangbiakkan pada 2001. Dia mengawali usaha beternak lele dengan benih sekitar 100.000 lele sangkuriang yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Nama sangkuriang yang diberikan itu memang diambil dari legenda Tanah Pasundan untuk menandakan lokasi asal pembiakan lele jenis tersebut.
Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985.
Petugas penyuluh pertanian dan perikanan setempat memberikan bimbingan beternak ikan secara benar. Berkat ketekunannya, Nasrudin berhasil mengembangkan ikan lele sangkuriang.
Dia kini sudah menjadi ”pendekar lele”, bukan saja mahir dalam membesarkan lele dengan jurus-jurus yang jitu, tetapi juga mampu mengobati lele yang diserang penyakit, seperti radang kulit, dengan obat herbal ramuannya sendiri. Obat ini diberikan cuma-cuma kepada yang memerlukan.
”Letkol”
Sejak 2005, dia menjadi pelatih bagi kelompok dari sejumlah daerah, termasuk sejumlah karyawan perusahaan swasta dan pemerintah menjelang pensiun yang ingin beternak lele. Namanya pun sohor menjadi ”Nasrudin Lele” dari Desa Gadog. Bahkan, kalangan pembudidaya lele dan warga setempat menjuluki Nasrudin dengan sebutan Bapak Letkol—akronim dari Lele Kolam yang dipelesetkan menjadi Letkol—sehingga dia kemudian disebut ”Letkol” Nasrudin.
Petani lele sangkuriang dari Desa Gadog ini kini lebih jauh berangan-angan membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dengan memelihara lele. ”Budidaya lele tidak terlalu sulit, teknologinya juga mudah dan tiga bulan sudah bisa dipanen. Masyarakat kecil bisa membudidayakan lele di halaman rumahnya. Cukup dengan lahan minim, hanya dengan luas 1 meter x 1 meter, serta modal Rp 75.000 untuk bibit dan pakan, sudah bisa beternak lele skala kecil,” kata Nasrudin.
Dia tak segan-segan membagi pengetahuan memelihara lele secara benar kepada mereka yang ingin membudidayakan lele. Dia juga siap membantu mereka yang datang menimba ilmu di P4S Gadog tanpa dipungut biaya.
Sejumlah petugas penyuluh pertanian dan perikanan serta pakar perikanan pun mendukung kegiatan Nasrudin membudidayakan lele sangkuriang dan melakukan pelatihan. Dukungan ini membuat Nasrudin bersemangat dan bertambah yakin akan angan-angannya untuk menjadikan Desa Gadog sebagai sentra budidaya lele sangkuriang.
Bahkan, 7 September lalu, Nasrudin diangkat menjadi Ketua Gabungan Kelompok (Gapok) Budidaya Ikan Lele Sangkuriang ”Cahaya Kita” untuk wilayah tengah Provinsi Jabar dengan pusat aktivitas di wilayah Kabupaten/Kota Bogor.
1,5 juta benih
Nasrudin yang puluhan tahun sebagai petani padi dan kemudian beralih menjadi pembudidaya lele ini, bersama kelompok pembenih lele sangkuriang yang tergabung dalam Gapok Cahaya Kita, ingin memproduksi sekitar 1,5 juta benih lele sangkuriang setiap bulan untuk memasok anggota kelompok budidaya lele sangkuriang yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang.
Dengan produksi benih sebanyak itu, kelompok budidaya/pembesar ikan lele sangkuriang diharapkan mampu memenuhi sebagian kebutuhan lele di wilayah Jakarta. Adapun kebutuhan lele di wilayah Jabotabek diperkirakan sekitar 75 ton sehari. Pemasoknya bukan saja berasal dari petani lele Jabar, tetapi juga dari Jawa Tengah.
”Saat ini boro-boro memasok ke Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Kota/Kabupaten Bogor saja kekurangan. Kami peternak lele sangkuriang di daerah Gadog dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, baru mampu memproduksi sekitar 3 ton per hari dari kebutuhan sekitar 10 ton,” kata ”Letkol” Nasarudin. Dari kolamnya sendiri, Nasrudin baru mampu memasok sekitar 2 ton per minggu kepada pelanggannya. Lele sangkuriang dijual Rp 10.500-Rp 11.000 per kilogram.
Masa depan budidaya lele cukup cerah. Apalagi, menurut Muhamad Abduh Nur Hidayat, anggota staf Ditjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, ikan lele akan dijadikan komoditas ketahanan pangan. Konsepnya kini sedang disiapkan. Ikan lele saat ini sudah digemari oleh kalangan bawah sampai atas. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat mempromosikannya dengan menikmati ikan lele di kampung lele Boyolali, Jateng, tahun 2007.
Andil pedagang tenda pecel lele di Jabotabek dan daerah lainnya cukup besar dalam meningkatkan produksi ikan lele. ”Sekarang lele juga dijual di restoran, bahkan sampai ke daerah Kalimantan Barat yang dulu tak suka ikan lele,” kata Muhamad Abduh Nur Hidayat, penasihat Gapok Cahaya Kita.
Lele sangkuriang yang dirilis sebagai varietas unggul oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri pada 2004 ini lebih cepat dipanen dibandingkan jenis ikan lainnya dan tahan penyakit. Ukurannya lebih besar dibandingkan lele jenis lain. Dua bulan sudah bisa dipanen. Rasa dagingnya juga lebih gurih dibandingkan lele jenis lain. ”Karena itu, tak heran kalau lele sangkuriang disukai konsumen,” kata ”Letkol” Nasrudin.
Diambil dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/12/21/10190715/Nasrudin..Bapak.Lele.Sangkuriang
Tags:
Buku
Meraup Untung dari beternak Lele Sangkuriang
Judul : Meraup Untung dari beternak Lele Sangkuriang
Pengarang : Warisno & Kres Dahana
Kategori : Perikanan (Lily Publisher)
Halaman : viii + 104 hlm, 16 x 23 cm
Harga : Rp. 22.500.-
Pengarang : Warisno & Kres Dahana
Kategori : Perikanan (Lily Publisher)
Halaman : viii + 104 hlm, 16 x 23 cm
Harga : Rp. 22.500.-
Dewasa ini, kebutuhan akan ikan lele makin meningkat, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk pesta pernikahan atau perkawinan maupun untuk mnemenuhi kebutuhan rumah-rumah makan atau restoran.
Lele sangkuriang sebenarnya merupakan salah satu jenis lele dumbo yang diintroduksikan. Jika lele dumbo umur panen sekitar 100 hari, Lele Sangkuriang yang merupakan hasil persilangan lele dumbo dapat dipanen pada umur 60-70 hari. Lele sangkuriang memiliki banyak kelebihan dibandingkan lele lokal maupun lele dumbo biasa, yaitu pertumbuhan lele sangkuriang lebih cepat, umur panen lebih pendek, daya telur dan daya tetas telur tinggi, Food Conversion Ratio rendah, toleransi terhadap penyakit lebih tinggi, kualitas daging lebih baik, dan teknik budidaya mudah. Kelebihan ini menjadikan lele sangkuriang menjadi primadona di antara peternak lele saat ini.
Dalam buku ini, dibahas segala sesuatu yang bertalian dengan lele sangkuriang, mulai dari mengenal lele sangkuriang, pembuatan kolam, pembenihan, teknik pemijahan, pendederan, pembesaran, organisme penganggu, pemanenan sampai penanganan pasca panen. Selain itu disinggung juga analisa usahanya, semuanya disajikan untuk Anda para peternak lele ataupun calon peternak lele yang ingin menjadikan budidaya lele sangkuriang ini sebagai peluang usaha yang menguntungkan.
Lele sangkuriang sebenarnya merupakan salah satu jenis lele dumbo yang diintroduksikan. Jika lele dumbo umur panen sekitar 100 hari, Lele Sangkuriang yang merupakan hasil persilangan lele dumbo dapat dipanen pada umur 60-70 hari. Lele sangkuriang memiliki banyak kelebihan dibandingkan lele lokal maupun lele dumbo biasa, yaitu pertumbuhan lele sangkuriang lebih cepat, umur panen lebih pendek, daya telur dan daya tetas telur tinggi, Food Conversion Ratio rendah, toleransi terhadap penyakit lebih tinggi, kualitas daging lebih baik, dan teknik budidaya mudah. Kelebihan ini menjadikan lele sangkuriang menjadi primadona di antara peternak lele saat ini.
Dalam buku ini, dibahas segala sesuatu yang bertalian dengan lele sangkuriang, mulai dari mengenal lele sangkuriang, pembuatan kolam, pembenihan, teknik pemijahan, pendederan, pembesaran, organisme penganggu, pemanenan sampai penanganan pasca panen. Selain itu disinggung juga analisa usahanya, semuanya disajikan untuk Anda para peternak lele ataupun calon peternak lele yang ingin menjadikan budidaya lele sangkuriang ini sebagai peluang usaha yang menguntungkan.
Tags:
Buku
Ringkasan Buku Peluang Usaha dan Teknik Budi Daya Lele Sangkuriang
Boleh jadi hingga saat ini sebagian besar penggemar hidangan ikan air tawar sudah merasakan kelezatan daging lele. Namun, mereka mungkin tidak menyadari yang mereka santap adalah lele sangkuriang. Popularitas lele jenis baru ini masih berada di bawah bayang-bayang nama besar lele dumbo, namun inilah jenis yang mengembalikan keunggulan genetis lele dumbo seperti sediakala saat pertama kali diperkenalkan di tanah air. Mudah dipelihara di lahan sempit, mampu berkembang baik dengan tingkat kepadatan tinggi, pemasaran benih dan ikan ukuran konsumsi relatif mudah adalah beberapa keunggulannya. Yang tak kalah menarik, lele sangkuriang dapat dipanen lebih cepat dibandingkan lele dumbo. Buku ini secara jelas dan padat membeberkan teknik pembenihan, pembesaran lele sangkuriang plus efisiensi biaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan dari usaha budi daya lele berkualitas ini.
Dimensi: 17.5 x 23 cm
Tebal: 40 halaman
Edisi: Soft Cover
ISBN: 978-979-22-4234-8
Bahasa: Indonesia
Kategori: Peternakan & Perikanan
Tags:
Buku
Penyuntikan lele sangkuriang dengan larutan hipofisa
Penyuntikan lele sangkuriang bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo Caranya :
* siapkan 1 kg induk betina yang sudah matang gonad;
* siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg;
* potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang;
* potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata;
* buang bagian otak;
* ambil kelenjar hypopisa;
* masukan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan;
* masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata;
* sedot larutan hypopisa itu;
* suntikan ke dalam tubuh induk betina;
* masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 jam.
Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang
Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang dilakukan stengah jam sebelum pengeluaran telur Caranya :
* tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin;
* potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang;
* keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang;
* buang organ lain dalam perut;
* ambil kantung sperma;
* bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering;
* hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak;
* peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides;
* aduk hingga homogen.
Pengeluaran telur lele sangkuriang
Pengeluaran telur lele sankuriang dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan Caranya :
* siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu;
* tangkap induk dengan sekup net;
* keringkan tubuh induk dengan lap;
* bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka;
* pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya;
* pijit bagian perut ke arah lubang telur;
* tampung telur dalam baskom plastik;
* campurkan larutan sperma ke dalam telur;
* aduk hingga rata dengan bulu ayam;
* tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata;
* buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah;
* telur siap ditetaskan.
Penetasan telur lele sangkuriang
Penetasan telur lele sangkuriang dilakukan dalam bak tembok Caranya :
* siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m;
* keringkan selama 2 – 4 hari;
* isi bak dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan;
* pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak;
* beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja);
* tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa;
* biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
* siapkan 1 kg induk betina yang sudah matang gonad;
* siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg;
* potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang;
* potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata;
* buang bagian otak;
* ambil kelenjar hypopisa;
* masukan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan;
* masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata;
* sedot larutan hypopisa itu;
* suntikan ke dalam tubuh induk betina;
* masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 jam.
Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang
Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang dilakukan stengah jam sebelum pengeluaran telur Caranya :
* tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin;
* potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang;
* keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang;
* buang organ lain dalam perut;
* ambil kantung sperma;
* bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering;
* hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak;
* peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides;
* aduk hingga homogen.
Pengeluaran telur lele sangkuriang
Pengeluaran telur lele sankuriang dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan Caranya :
* siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu;
* tangkap induk dengan sekup net;
* keringkan tubuh induk dengan lap;
* bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka;
* pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya;
* pijit bagian perut ke arah lubang telur;
* tampung telur dalam baskom plastik;
* campurkan larutan sperma ke dalam telur;
* aduk hingga rata dengan bulu ayam;
* tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata;
* buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah;
* telur siap ditetaskan.
Penetasan telur lele sangkuriang
Penetasan telur lele sangkuriang dilakukan dalam bak tembok Caranya :
* siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m;
* keringkan selama 2 – 4 hari;
* isi bak dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan;
* pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak;
* beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja);
* tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa;
* biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
Tags:
Budi Daya
Penyuntikan lele sangkuriang dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Tags:
Budi Daya
Panduan Budidaya Lele Sangkuriang
Tinggal langsung menerapkan. Itulah isi dari artikel ini. Dengan mengikuti setiap langkahnya anda sudah bisa melakukannya sendiri tanpa harus bertanya lagi sama orang lain. Anda pasti senang. Media ini telah membantu anda dalam menemukan sebuah jawaban. Semoga ucapan terima kasih terbiasa meluncur dari dalam lubuk hati.
Pemeliharaan induk lele sangkuriang di kolam tanah
Pemeliharaan induk lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah Caranya :
Pemeliharaan induk lele sangkuriang di bak
Pemeliharaan induk lele sangkuriang juga bisa dilakukan di bak Caranya :
Seleksi induk lele sangkuriang
Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh Caranya :
Pemijahan alami lele sangkuriang
Pemijahan alami lele sangkuriang dilakukan dalam bak beton Caranya :
Pemeliharaan induk lele sangkuriang di kolam tanah
Pemeliharaan induk lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah Caranya :
- siapkan kolam ukuran 50 m2;
- keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam;
- isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu;
- masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 – 1,0 kg;
- beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3 persen setiap hari.
Pemeliharaan induk lele sangkuriang di bak
Pemeliharaan induk lele sangkuriang juga bisa dilakukan di bak Caranya :
- siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m;
- keringkan selama 2 – 4 hari;
- isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu;
- masukan 100 ekor induk;
- beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari.
Seleksi induk lele sangkuriang
Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh Caranya :
- surutkan kolam pemeliharaan induk;
- tangkap induk dengan lambit halus;
- tampung dalam ember besar;
- tangkap satu demi satu;
- lihat tanda-tanda pada tubuh
- Tanda induk betina yang matang gonad :
- perut gendut;
- tubuh agak kusam;
- gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan.
- Tanda induk jantan :
- gerakan lincah,
- tubuh memerah dan bercahaya;
- lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
Gambar Lele Jantan
Gambar Lele Betina
Gambar lele jantan dan betina
Pemijahan alami lele sangkuriang
Pemijahan alami lele sangkuriang dilakukan dalam bak beton Caranya :
- siapkan bak berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m;
- keringkan selama 2 – 4 hari;
- isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan;
- pasang hapa halus sesuai ukuran bak;
- masukan ijuk secukupnya;
- masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari;
- masukan pula 1 ekor induk jantan;
- biarkan memijah;
- esok harinya, tangkap kedua induk dan
- biarkan telur menetas di tempat itu.
Sumber : Kaskus.us
Tags:
Budi Daya